Tuesday, August 3, 2010

backpacker adalah...


Saya sering kesulitan jika disuruh mendefinisikan arti kata backpacker/backpacking. Beberapa tahun belakangan ini, kata serapan dari bahasa asing itu makin sering kita dengar seiring dengan makin banyaknya jumlah komunitas dan penulis backpacker Indonesia.

Di Indonesia, dalam hemat saya, backpacker sering diasosiasikan dengan pecinta alam atau pendaki gunung. Mungkin karena mereka nggendong ransel. (Lagian gak mungkin naik gunung sambil narik koper trolley..heheheh). Padahal, backpacker punya arti yang lebih luas dari sekedar naik gunung.

Menurut saya backpacker itu merupakan salah satu style atau pilihan cara melakukan perjalanan. Style ini dimungkinkan jika kita melakukan perjalanan secara independent, bukan dikelola oleh travel agent. Mulai dari ngurus tiket, mencari tempat menginap, hingga itinerary semua dilakukan sendiri oleh si pejalan. Oh ya, para pejalan yang mengelola sendiri perjalanannya biasanya sangat mencermati budget. Semakin ngirit biaya yang dikeluarkan, semakin menyenangkan perjalanan yang bakal dilakukan. Perjalanan ngirit (on shoestring) dengan berbagai keterbatasan akan memberikan pengalaman dan petualangan yang sangat mengesan. Itu sebabnya kenapa para backpacker punya semboyan “it’s not the destination, but the journey”.

Para pejalan yang menggunakan style ini biasanya memiliki simbol-simbol tertentu yang melekat pada dirinya, yang paling menonjol adalah ransel di gendongan. Ransel memang memungkinkan si pejalan menjadi lebih mobile, mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Di Eropa, banyak kok independent traveler yang menggunakan trolley, karena lokasinya memang memungkinkan untuk diakses dengan koper trolley.

Soal destinasi, seperti yang saya sebutkan di atas bahwa backpacker tidak harus naik gunung. Destinasi backpacking bisa ke mana aja, sesuai interest. Ada yg suka naik gunung dan trekking, ada yg suka heritage, ada yang suka going tribe (indigenous people), bahkan yang suka arsitektur backpackingnya malah jalan-jalan di kota-kota.

Buat saya pribadi, backpacking/flashpacking/traveling atau apapun namanya, adalah perjalanan tetirah atau "laku". Dalam terminologi Jawa, tetirah biasa dipahami sebagai upaya seseorang untuk mengambil jeda, keluar dari rutinitas harian, menepi sesaat untuk menemukan sesuatu yang dapat memperkaya jiwa bathinnya.

--sekedar kutipan wawancara tertulis dengan majalah infobackpacker--

No comments:

Post a Comment