Tuesday, January 13, 2009

the dayak's longhouse

Dahulu, orang Dayak di pedalaman Kalimantan membangun tempat tinggal mereka secara berderet, sambung-menyambung, sehingga menjadi satu kesatuan rumah tinggal yang panjangnya hingga puluhan meter. Dalam satu bangunan rumah panjang (biasa disebut lamin atau betang) terdiri dari beberapa bilik yang berisi beberapa anggota keluarga. Konon, cara bertempat tinggal secara berkelompok seperti ini dilakukan untuk menghindari ancaman musuh maupun serangan dari berbagai binatang buas di hutan.

Kini, setelah suku-suku di pedalaman Kalimantan tak lagi terisolasi, banyak warga yang membangun rumah tunggal. Keberadaan rumah panjang sebagai pusat kebudayaan pun mulai mengalami pergeseran. Bahkan banyak rumah panjang yang akhirnya rusak dan dirobohkan karena tak terawat.

Di pedalaman Kalimantan Timur, masih terdapat beberapa rumah panjang yang masih menjadi pusat kebudayaan warga setempat. Salah satu rumah panjang yang sering dikunjungi wisatawan mancanegara adalah Lamin Eheng, rumah panjang suku Dayak Benuaq yang terdapat di desa Pepas Eheng Kec. Barong Tongkok, Kab. Kutai.

75 Meter
Lamin Eheng mulai dibangun sekitar tahun 1963. Semula hanya terdiri dari tiga bilik dan kini terdiri dari 8 bilik. Panjang lamin mencapai lebih dari 75 meter dengan lebar 12 meter dan tinggi 2,5 meter. Jumlah penghuni yang tinggal di lamin ini kurang lebih 80 orang.

Meskipun banyak warga desa Pepas Eheng yang mendirikan rumah tunggal, namun mereka tetap menjadikan lamin atau rumah panjang sebagai tempat untuk bermusyawarah dan menyelenggarakan upacara adat. Semua kegiatan sosial dan budaya dipusatkan di lamin.

Nah, jika Anda ingin menikmati eksotisme pedalaman Borneo, sempatkanlah bermalam di lamin. Anda dapat menyaksikan aktivitas sehari-hari warga setempat, yaitu berladang dan menganyam tas rotan (anjat). Pada malam hari biasanya masih sering dilangsungkan upacara adat beliatn, yaitu upacara untuk menyembuhkan orang sakit.


How To Get There
• Untuk mencapai Desa Pepas Eheng, terlebih dahulu Anda harus singgah di Melak. Dari Melak, Anda dapat menyewa ojek atau jip ke Pepas Eheng dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam perjalanan.
• Melak, kota kecil di tepian Sungai Mahakam ini, terletak kurang lebih 400km dari Kota Samarinda. Untuk mencapai kota ini Anda dapat menggunakan jalan air, menyusuri sungai Mahakam dengan perahu selama 22 jam (berangkat dari Samarinda pukul 07.00 dan tiba di Melak pukul 05.00).
• Jika Anda berangkat dari Balikpapan, ada 2 pilihan transportasi untuk menuju melak. Lewat daratan dengan waktu tempuh kurang lebih 11 jam, atau lewat udara dengan pesawat Dirgantara Air Service (DAS) selama 60 menit.

(I wrote this article for mediahalo telkomsel customer newsletter, pamasuka area)

1 comment:

  1. Sangat beza situasinya dengan keadaan di Sarawak, Malaysia. Orang Dayak Sarawak masih setia tinggal di rumah panjang. Malah, kampung-kampung yang terpaksa direlokasi juga disediakan rumah panjang untuk keperluan komuniti itu.

    Kini rumah panjang dayak Sarawak tidak lagi seperti rumah panjang pada zaman dulu. Rumah Panjang Dayak Sarawak lengkap sarana dan prasarana yang baik. Listrik, internet, telefon dan jalan beraspal mulus dan bekalan air bersih tersedia untuk mereka. Mereka melestarikannya dengan gaya hidup moden.

    Sayang, kalau dibiar punah rumah panjang di Kalimantan, Indonesia, mereka sendiri yang akan gigit jari lihat kebudayaan dan tradisi mereka hanya mampu dilihat di negeri tetangga.

    ReplyDelete