Tuesday, January 13, 2009

penangkaran mutiara teluk terima - bali

Sejak jaman dulu mutiara telah menjadi perhiasan yang banyak digrandrungi kaum wanita. Mutiara telah menjadi simbol kemewahan dan keanggunan wanita. Bagi sejumlah wanita di kalangan atas, mengenakan untaian kalung mutiara akan menambah rasa percaya diri jika tampil di muka publik. Mutiara memang memiliki daya pikat luar biasa.

Di tingkat dunia, Indonesia dikenal sebagai penghasil mutiara kelas satu. Kualitas mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl) hasil budidaya siput unggul belum tersaingi di pasaran dunia. Tersedianya lingkungan perairan yang jernih, berpasir, berterumbu karang, bebas dari pencemaran, serta sepi dari gangguan lalu lintas kapal dan alat-alat transportasi laut lainnya yang menggunakan bahan bakar minyak menjadi syarat utama untuk penangkaran maupun budidaya mutiara.

Teluk Terima di kawasan Taman Nasional Bali Barat merupakan lokasi yang cukup potensial untuk penangkaran mutiara. Sejak tahun 1997 sebagian dari kawasan perairan di Teluk Terima telah dijadikan area penangkaran mutiara oleh PT. Disthi Kumala Bahari pemilik brand mutiara The Bali Pearl. Melalui program Educational Tourism Program yang dikembangkan PT. DKB, kawasan penangkaran mutiara ini kini menjadi salah satu alternatif kunjungan wisata menarik untuk mengenal mutiara secara lebih mendalam.

Di kawasan ini pengunjung dapat menyaksikan setiap tahap penangkaran mutiara, mulai dari operasi penanaman nucleus ke dalam siput hingga masa panen yang berlangsung sekitar 1,5 – 2 tahun tergantung kondisi air laut. Kondisi air laut memang sangat berperan dalam pertumbuhan mutiara. Tidak ada treatment khusus yang dilakukan, semua sangat tergantung pada alam.

Untuk menjaga kualitas mutiara, tindakan yang bisa dilakukan hanyala meminimalisir stress siput atau kerang. Kerang yang stress akan menghasilkan mutiara berbintik hitam. Semakin banyak bintik hitamnya, apalagi sampai membentuk ring, maka akan semakin rendah pula nilai mutiara tersebut. Cara paling sederhana yang dilakukan adalah dengan mencuci kerang setiap sepuluh hari sekali agar sirkulasi air lebih lancar. Demikian juga penanganan saat panen yang harus hati-hati. Saat meletakkan kerang tidak boleh dengan cara melempar, tetapi dengan cara meletakkannya pelan-pelan.

Mengingat kawasan pengangkaran mutiara ini berada di area perairan yang terbuka, penjagaan kawasan ini pun dilakukan secara ketat. Selama 24 jam penuh patroli oleh polisi bersenjata dilakukan. Tujuannya tidak semata-mata untuk menghindari pencurian, tetapi juga menghalau para pencari ikan yang sering menggunakan sianida yang dapat membunuh bioata laut lainnya.

Nah, jika Anda pecinta perhiasan mutiara, agendakan hari libur Anda untuk mengunjungi penangkaran mutiara di Teluk Terima Bali Barat.

2 comments:

  1. bisa minta alamat jelasnya ga ? saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang bisnis mutiara di indonesia. mohon informasi staff the bali pearls yang bisa saya hubungi. terima kasih

    ReplyDelete
  2. haii
    sama dengan matatita.mohon informasinya..

    ReplyDelete