Friday, September 18, 2015

Daun Books London, toko buku buat para traveller

Daunt Books London 1
Toko buku ini saya temukan tanpa sengaja. Pada suatu siang, saat sedang menanti bus di halte, mata saya terpesona melihat totebag yang dicangklong seorang mas-mas. DAUNT BOOKS begitu yang tertulis di totebag lusuh yang dikenakannya. Sebagai penggila totebag blacu dan kain kanvas yang juga doyan keluar-masuk toko buku, saya langsung penasaran mencari tahu lewat Google di henpon.

“Daunt Books is a chain of bookshops in London, founded by James Daunt. It traditionally specialised in travel books…” Baru membaca satu kalimat yang saya temukan dari hasil googling, saya sudah bertekad untuk bisa ke toko buku ini. Buset, ini toko buku gue banget. toko buku para traveler. Taveler yang doyan baca buku tentunya.




Daunt Books London 2
Sambil masih berdiri di halte bus, angan saya sudah terbang ke Daunt Books, membayangkan tengah kusyuk diantara ratusan atau ribuan buku-buku travel tersusun dalam rak yang memenuhi ruangan. Rasa penasaran saya makin nggak karuan saat membuka websitenya dan menemukan foto interior toko bergaya Edwardian dengan jendela kaca lengkung yang indah. Pantesan koran Daily Telegraph memberikan testimoni begini: “The most beautiful bookshop in London designed for travellers who like reading.”

Sebulan kemudian, saat kembali ke London, barulah saya bisa menebus hasrat mengunjungi Daunt Books. Ada beberapa toko Daunt Books di London, yaitu di Marylebone, Chelsea, Holland Park, Belsize Park, Hamstead, dan Cheapside. Saya pilih menyinggahi Daunt books di Marylebone, toko pertama yang didirikan James Daunt pada tahun 1990. Selain itu juga karena pesona interior toko Marylebone yang indah dalam website Daunt Books.

Saat melangkahkan kaki memasuki toko Daunt Books, dada saya berdebar luar biasa. Seperti mau bertamu ke rumah pacar baru. Ruangan bagian depan dipenuhi meja-meja berisi ratusan judul buku-buku travelogue atau kisah perjalanan yang baru dirilis maupun yang best seller. Masuk ke dalam beberapa langkah, mata tertuju pada keindahan interior Edwardian dengan galeri oak panjang.
Di galeri ini, buku-buku travel disusun berdasar lokasi geografis. Buku-buku tentang Amerika, Australia, Afrika, dan Asia diletakkan di lantai bawah. Buku-buku tentang Eropa memenuhi galeri lantai dasar. Ada juga satu rak khusus buku bekas yang disusun di galeri lantai atas. Bukan sembarang buku bekas, lebih tepatnya buku kuno. Buku-buku travelogue yang diterbitan abad lampau yang harganya lebih mahal daripada buku cetakan baru.

Hampir tiga jam saya habiskan di toko buku ini. Membolak-balik puluhan judul buku travelogue yang tidak saya temukan di toko buku import di Indonesia. Rasanya pengin memborong, apa daya kuota bagasi membuat saya harus menahan hasrat. Akhirnya saya hanya membeli sebuah buku karya penulis perjalanan Bill Bryson dan sebuah totebag kanvas yang sudah membawa saya bisa menemukan surga dunia ini.
totebag daunt books

No comments:

Post a Comment